Sabtu, 01 Januari 2011

Sesuatu Yang Baru

Suatu kebenaran jika memang datang silaunya menerpa. Senyap disambut hati yang selalu tersenyum menerima apa adanya. Iringi dengan musikmu wahai engkau. Asa, menanti kembali cahaya datang dengan sejuta senyuman. Selalu membuat mereka memandang ke atas. Hanya pikiran semu dan halus menjadi dasar kepentingan. Langkah tetap rapi mengalun ke suatu kedangkalan. Hanya akan menjadi kerlip lambaian hati mendepak kegelapan.

Perkataanku berguna akan engkau wahai singgasana. Hanya sendiri menggenggam senyum, terpikir keras untuk mengagumimu. Aromamu mulai pergi saat khayal ingin menggapai. Perlukah aku untuk berlari untuk mencapai sepetak pasir putih?

Segera membuka mata, dan berpikir untuk kejernihan hati. Sadarkan dirimu untuk terbiasa menjadi yang semestinya dalam alunan ini semua. Kemegahan yang ditawarkan mereka adalah keruntuhan hakikatnya. Semestinya adalah berjalan sesuai yang seharusnya. Dan, akhirnya aku memilih tentang semua hakikat yang haq, hingga sebenarnya datang waktu yang tepat. Berpikir secara logika untuk di sini, berpikir irrasional untuk di sana.

Semoga berkelanjutan, tentang apa yang menjadi pencerahan. Agar tak salah arti, dan tegar menerima terpaan. Ada yang lebih menyayangi aku daripada aku sendiri. Sayang yang tak terkira nilainya. Segera meminta maaf, dan mendapat kasih sayang yang lebih. Aku di sini menanti, semua kebahagiaan yang berkesinambungan, bukan yang berat sebelah oleh karena satu kepentingan semu dan spontan. Berpikir untuk ke depan, ke suatu depan yang begitu luas, lebih dari sebuah teras kerajaan terbaik dan termegah di sini. Aku, melantunkan kesadaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar