Sabtu, 19 Februari 2011

Ayo, Vin! (advinkom.blogspot.com)

Sepoi angin kencang tertiup ke utara, seolah membawa kabar bahwa akan ada yang harus dijalani esok hari. Ya, benar-benar esok hari. Hari-hari terakhir di tanah kelahiran di bulan ini tak ketinggalan meninggalkan pesannya untuk jiwa yang masih penuh rasa penasaran akan arti kehidupan yang sebenar-benarnya hidup. Rasa ingin meluapkan kesedihan, keharuan akan kerinduan tanah saksi lahirnya raga dan jiwa hina ini. Tepat setelah beberapa bulan setelah sosok panutan keluarga, kakek tercinta tiada. Semangat ini seakan tak ingin malu jika beliau mengetahuinya.

Apa kurangnya? Tidak ada. Semua jalan tampak terbuka dan terlihat jelas. Berbagai macam pertolongan yang memang tak terduga --seolah Allah menunjukkan kebesaran dan menepati janji-Nya--jangan sampai membuat malu dengan rasa tak tahu diri kepada-Nya. Harus, dan harus tetap menunjukkan rasa bersyukur dengan segala macam tindakan yang diridhoi. Tak pernah menyesal akan kehidupan ini, karena tak pernah menyesal pula memiliki dua orang pilihan Allah, karena melalui merekalah aku ada. Ayah, ibuku. Memang, hanya diri ini terlahir biasa, dengan sedikit merendah tanpa merendahkan ciptaan-Nya yang mulia ini.

Hasil kemarin, harap bisa terlupakan. Tampak indah, namun tak ingin terbuai melulu. Tatap target terfokus secara penuh, tanpa melupakan bila target tak terduga menghampiri. Inilah Advin, inilah aku. Biasa, tak berkoar, tak mengeluh, kecuali kepada-Nya. Akan aku kejar satu tujuan, untuk semua tujuan yang teribtegrasi, sesuai janji-Nya. Dalam segala kerendahan hati, aku memohon, aku berdoa, aku menuntut, aku beraksi. Bismillahirrohmanirrohim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar