Sejenak aku berpikir, “iya ya, aku dulu, bukan yang seperti sekarang”, masa-masa indah aku lalui dengan segala kejeniusanku, kata orang-orang. 3 periode lamanya diri ini menyandang sebagai salah satu di antara yang terbaik. Namun kini jika memang tertakdirkan “berputar” lebih cepat lagi, aku rela. Bukannya aku pasrah. Beberapa usaha telah aku kerahkan. Kesibukan yang mulai datang, rasanya tak sebanding dengan Advin yang dulu lebih senang “bermain” otak, SAJA! Otak, Otak dan Otak. Cukup itu saja walaupun yang terbaik adalah yang mampu bergerak lebih dari kemampuan awalnya. Bagiku, kehidupan di dunia ini tak lebih adalah sebuah permainan, permainan yang Maha Kuasa. Ruhku sebagai player, dan jasadku sebagai tungganganku. Sebuah rute kehidupan yang harus aku jalani. Terjal, sangat terjal. Dan aku tahu pada akhirnya aku akan kembali, ke tempat di mana ruh ini belum pernah menjamah jasad. Jadi, tak ada alasan menangis dan meratap pilu di atas dunia ini.

Aku kembali. Inilah aku Advin pada waktu SD. Inilah Advin masa SMP. Dan inilah Advin sebelum lulus SMA. Aku akan menikmati diriku lagi. Tanpa tangis keluh kesah. Tanpa komitmen yang kuat. Mencoba keluar dari segala bentuk sistem yang teratur oleh karena realita. Menjadi diri sendiri yang lebih berarti tanpa motivasi orang lain. Hanya nurani yang bisa berkata bahwa aku bisa menjadi diri sendiri. Aku akan kembali. Aku pulang ke masa itu. Sungguh indah masa itu. Apa adanya dan semua berjalan lancar tanpa halangan. Aku senang, aku telah pulang. Biarlah roda itu berputar walaupun pelan, agar aku dapat menunggu dan merenung, berpikir sekali lagi untuk menjadi Advin yang super. Lebih super. Tangis bahagia kini, karena aku, telah kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar