Rabu, 23 Oktober 2013

Hujan hari kedua

Pagi yang terpadu dengan merdu dan kepak sayapnya. Tenang. Menarik nafas dan otot tubuh sebentar, terasa hangat seolah ada yang mengalir melalui sela-sela padatnya tulang. Embun pagi ini terasa berbeda, lebih terasa kehadirannya dibandingkan pagi-pagi sebelumnya yang masih ada hawa panas.
Empat jam lamanya memejamkan mata pun terasa cukup berkualitas. Merasakan hangat mentari, seolah diberikan terapi hangat yang sarat manfaat. Inilah aku, dengan segala kebahagiaan yang aku cari. Ikan di tambak belakang rumah pun mampu mendengar beberapa keluh kesahku beberapa hari ini. Benar-benar penuh hal-hal yang bertubi-tubi datang tapi tiada rasa terganggu.
Andai kesalahan yang lalu itu tak termaafkan, harusnya sudah tiada kepedulian buat diri ini. Semua terkordinasi buruk, diatrib, saling memberi judge sendiri. Akhirnya yang ada kordinasi yang memicu bahaya. Harusnya tiada monolog. Yang ada hanya satu lilin dengan cahaya kecilnya, harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar